Vaksin DPT Pada Anak: Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya

Vaksin DPT adalah

Vaksinasi merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan anak. Salah satu vaksin yang sangat dianjurkan untuk diberikan pada anak adalah vaksin DPT. 

Vaksin DPT melindungi anak dari tiga penyakit berbahaya yaitu difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus. Pemberian vaksin DPT saat ini tengah digencarkan oleh pemerintah di semua provinsI di Indonesia. 

Hal ini dikarenakan dalam kurun 3 tahun beberapa wilayah di Indonesia seperti Jawa barat, Jayapura, dan Palembang pernah mengalami Kasus luar Biasa (KLB) Difteri pada anak. 

Bahkan, untuk mengantisipasi agar KLB tidak meluas, pemerintah terus menambah stok vaksin DPT untuk didistribusikan ke puskesmas-puskesmas daerah. Berikut penjelasan lengkap mengenai vaksin DPT.

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai apa itu vaksin DPT, yuk, kenali lebih jauh tentang vaksin DPT, manfaatnya, serta pentingnya vaksinasi ini untuk anak.

Apa Itu Vaksin DPT?

Vaksin DPT adalah vaksin kombinasi yang melindungi terhadap tiga penyakit menular serius yaitu difteri, tetanus, dan pertussis (batuk rejan). 

Penyakit-penyakit tersebut sangat berbahaya dan dapat menyerang anak-anak, terutama berusia di bawah 3 tahun dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya berkembang. 

Tanpa vaksinasi, anak-anak berisiko tinggi terkena infeksi yang dapat berakibat fatal. Vaksinasi DPT tidak hanya melindungi individu yang divaksinasi, tetapi juga membantu mencegah penyebaran penyakit di masyarakat dengan menciptakan kekebalan kelompok.

Memastikan anak-anak mendapatkan vaksin DPT sesuai dengan jadwal imunisasi yang dianjurkan adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan si Kecil. 

Secara tak langsung, Anda juga turut melindungi masyarakat dari penyebaran penyakit menular yang berbahaya.

Manfaat Vaksinasi DPT

Manfaat vaksin DPT (Difteri, Tetanus, Pertusis) sangat signifikan dalam melindungi anak-anak dari tiga penyakit menular yang berbahaya. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari vaksin DPT:

1. Melindungi dari Difteri

Difteri adalah infeksi bakteri yang menyerang hidung dan tenggorokan, serta sangat mudah menular. Selain itu, difteri dapat menghasilkan racun yang merusak otot jantung, menyebabkan masalah pernapasan serius, dan bahkan kematian. 

Vaksin DPT pada anak dapat membangun kekebalan terhadap bakteri penyebab difteri, sehingga mencegah anak-anak dari infeksi dan komplikasi parah yang terkait.

2. Mencegah Tetanus

Vaksin DPT juga melindungi terhadap tetanus, yang disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui luka, terutama luka yang terkontaminasi oleh tanah atau benda berkarat. 

Tetanus menyebabkan kekakuan otot yang parah dan kejang. Tanpa perawatan yang tepat, infeksi tetanus bisa berakibat fatal karena belum ada obat yang dapat menyembuhkan tetanus. Artinya, vaksin DPT adalah cara efektif untuk mencegah infeksi tetanus.

3. Menghindari Pertusis (Batuk Rejan)

Pertusis, atau batuk rejan, adalah penyakit pernapasan yang sangat menular yang dapat menyebabkan batuk parah, pneumonia, kerusakan sistem saraf, dan kematian, terutama pada bayi dan anak-anak kecil. 

Vaksin DPT memberikan perlindungan yang efektif terhadap pertusis, mengurangi kemungkinan infeksi dan dampak parah yang ditimbulkannya.

4. Menciptakan Kekebalan Kelompok

Vaksinasi DPT tidak hanya melindungi anak yang divaksinasi tetapi juga membantu mencegah penyebaran penyakit di masyarakat. 

Ketika sebagian besar populasi divaksinasi, penyebaran bakteri penyebab difteri, tetanus, dan pertusis dapat dikendalikan, sehingga memberikan perlindungan kepada mereka yang tidak bisa divaksinasi karena alasan medis.

5. Mengurangi Beban Kesehatan  

Dengan mencegah penyakit-penyakit ini, vaksin DPT membantu mengurangi beban pada sistem kesehatan. 

Kasus penyakit yang parah dapat memerlukan perawatan medis intensif dan mahal. Dengan mengurangi insiden difteri, tetanus, dan pertusis, vaksin DPT membantu menghemat sumber daya medis dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak.

6. Mencegah Komplikasi Serius

Penyakit yang dicegah oleh vaksin DPT dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan jantung (difteri), kegagalan pernapasan (batuk rejan), dan kematian (tetanus). 

Dengan mendapatkan vaksin DPT, anak-anak dapat terhindar dari komplikasi-komplikasi ini, memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.

7. Mendukung Kesehatan Anak 

Melalui perlindungan dari tiga penyakit berbahaya ini, vaksin DPT mendukung kesehatan umum anak-anak. 

Pencegahan terhadap infeksi serius membantu anak-anak untuk tumbuh dengan sehat dan aktif, tanpa gangguan penyakit yang dapat menghambat perkembangannya.

Kapan Anak Harus Mendapat Vaksin DPT?

Vaksin DPT adalah bagian penting dari program imunisasi yang direkomendasikan untuk anak-anak. Jadwal pemberian vaksin DPT menurut pedoman IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) adalah sebagai berikut:

  • Dosis Pertama: Pada usia 2 bulan.
  • Dosis Kedua: Pada usia 3 bulan.
  • Dosis Ketiga: Pada usia 4 bulan.
  • Booster Pertama: Pada usia 18 bulan.
  • Booster Kedua: Pada usia 5-7 tahun.

Selain itu, pemerintah juga merekomendasikan booster ketiga atau dosis keenam untuk remaja usia 10-18 tahun. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan kekebalan terhadap difteri, tetanus, dan pertusis seiring dengan pertumbuhan anak.

Selain vaksin DPT, ada juga vaksin DPT-Hib. Vaksin ini dilengkapi dengan virus haemophilus influenzae tipe B (HiB). Manfaatnya selain bisa menangkal virus difteri, tetanus dan pertusis, vaksin ini juga membantu memperkuat antibodi dari serangan virus hepatitis B, pneumonia dan meningitis, yang sering mengakibatkan kematian pada bayi dan balita.

Prosedur pemberian vaksin ini juga dibedakan dalam dua cara, tergantung usia bayi atau anak yang akan mendapatkan vaksin. Untuk anak 6 minggu hingga 1 tahun dilakukan penyuntikan di area otot paha, sementara untuk usia 1 tahun keatas dilakukan di sekitar otot lengan. 

Efek Samping Vaksin DPT

Seperti semua vaksin, vaksin DPT juga memiliki efek samping, meskipun umumnya ringan dan sementara. Beberapa efek samping vaksin DPT:

  • Mual dan muntah
  • Tidak nafsu makan
  • Anak jadi rewel karena terkena demam pasca injeksi
  • Bekas suntik memar atau merah

Namun, ada pula efek samping yang tidak biasa seperti anak terus-menerus menangis selama 3 jam tanpa henti karena rasa tidak nyaman. Lalu, demam hingga 40 derajat dan menimbulkan kejang dan adanya penurunan kesadaran

Jika anak mengalami reaksi yang lebih parah atau berkepanjangan setelah vaksinasi, segera hubungi dokter.

Jika Terlambat atau Terlewat Vaksin DPT

Menurut penelitian yang dilakukan IDAI, kebanyakan orang tua abai dalam mengikuti jadwal vaksinasi yang sudah diberikan dokter. Bahkan, terkadang vaksinasi DPT hanya dilakukan sebanyak 2 kali atau tidak lengkap. 

Padahal, hal ini memicu penurunan antibodi anak sehingga mudah sakit.  Lantas, apa yang harus dilakukan jika terlambat atau terlewat jadwal vaksinasi DPT? 

  • Diskusikan dengan dokter untuk menentukan jadwal vaksinasi yang sesuai dengan kondisi anak Anda.
  • Meskipun terlambat, lanjutkan vaksinasi sesuai dengan arahan dokter untuk memastikan perlindungan yang maksimal terhadap difteri, tetanus, dan pertusis.
  • Setelah vaksinasi lanjutan, perhatikan apakah ada reaksi atau efek samping yang timbul. Jika ada kekhawatiran atau gejala yang tidak biasa, segera konsultasikan ke dokter.
  • Pastikan untuk mengikuti jadwal imunisasi baru yang diberikan dokter untuk memastikan anak Anda mendapatkan vaksinasi sesuai dengan panduan imunisasi yang berlaku.

Ini berarti melakukan vaksinasi sangatlah penting sebagai langkah preventif untuk melindungi anak-anak dari penyakit serius yang dapat berakibat fatal. Dengan mengikuti jadwal vaksinasi yang direkomendasikan, orang tua dapat memberikan perlindungan terbaik bagi kesehatan anak-anak mereka dan membantu mencegah penyebaran penyakit di masyarakat.

Apabila Anda memerlukan konsultasi medis lebih lanjut tanpa terkendala waktu, Anda dapat memanfaatkan layanan vaksinasi Dokterhub. Selain vaksin, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai berbagai masalah medis, termasuk jadwal vaksinasi dan efek samping yang mungkin terjadi.

Pastikan untuk selalu memprioritaskan kesehatan anak Anda dengan mematuhi jadwal vaksinasi yang direkomendasikan dan berkonsultasi dengan dokter untuk setiap kekhawatiran atau pertanyaan medis yang Anda miliki.

Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

Referensi:

IDAI (2015). Melengkapi/ Mengejar Imunisasi.

IDAI (2023). Jadwal Imunisasi Anak.

Healthline (2018). What You Should Know About the DTaP Vaccine

Scroll to Top
Please enable JavaScript in your browser to complete this form.
Marketing consent